"Saat anak mengalami trauma kepala, harus diperiksa dengan cermat dalam 24-72 jam pertama. Benjol, memar atau berdarah belum pasti gegar otak. Biasanya karena ada perdarahan di kulit kepala, relatif tidak berbahaya asal anak sadar penuh, tidak muntah, tidak pusing dan tidak tampak mengantuk terus," jelas dr Attila Dewanti, SpA (K), dokter spesialis anak di Brawijaya Woman and Children Hospital.
Hal ini disampaikannya dalam acara Talkshow 'Aman dan Nyaman Berkendara bersama si Kecil' di Brawijaya Woman and Children Hospital, Jl Taman Brawijaya, Kemang, Jakarta, Minggu (1/12/2013).
dr Attila menjelaskan gejala gegar otak bisa langsung terlihat atau bisa juga tertunda hingga 72 jam. Karena itu, penting bagi orang tua untuk memantau kondisi anaknya yang terbentur hingga 72 jam pertama.
Gejala gegar otak langsung antara lain anak tidak sadarkan diri, tidak dapat menggerakkan anggota badan, bicara terganggu sesaat setelah terbentur. Sedangkan gejala gegar otak yang tertunda biasanya baru muncul beberapa hari kemudian.
Yang patut diwaspadai orang tua bila anaknya terbentur antara lain sebagai berikut:
1. Tidak sadarkan diri atau bengong saja
2. Gelisah atau kejang-kejang
3. Muntah-muntah atau sakit kepala
4. Bicara atau penglihatan terganggu
5. Tangan atau kaki tiba-tiba lumpuh, atau berkurang aktivitasnya
6. Pada bayi, tidak seperti biasa, lebih cengeng atau lebih banyak tidur
7. Keluarnya darah atau cairan otak dari hidung, mulut, atau telinga.
"Muntah karena nangis sama muntah karena gegar otak berbeda. Muntah karena dia nangis itu normal, biasanya muntahnya belepotan di wajah atau baju. Muntah karena gegar otak itu biasanya nyemprot lebih dari 75 cm, karena ada tekanan di otak. Itu yang perlu diwaspadai," papar dr Attila.